Lingkungan merupakan tempat kita bergaul dan mengembangkan diri. Setiap langkah kaki berhenti ada perasaan yang melayang, mengambang tanpa terkendali. Rasa penat seakan terhapuskan ketika bertemu teman-teman, perasaan mulai terfokuskan pada pembicaraan, permainan, dan aktivitas kebersamaan. Tapi tidak demikian jika kita bertemu orang yang tidak di sukai atau bertemu penjahat, rasa tidak nyaman mengantarkan sinyal-sinyal resah yang berkembang menjadi rasa takut.
Lingkungan yang kondusif akan membuat kita merasa nyaman, merasa di lindungi dan selalu di rindukan ketika kita beranjak pergi jauh. Sebaliknya jika lingkungan kita yang keras, membuat penat, selalu rusuh pasti kita ingin cepat pergi dan tidak ingin kembali lagi. Kita tidak bisa mengatur lingkungan kita jika kita tidak mempunyai kedudukan di lingkungan dan kecintaan terhadap lingkungan.
Lepaskan ego untuk mau bekerja sama, mau bergaul dan mau berkomunikasi. Mamang sulit rasanya jika kita berada di lingkungan yang sama-sama mementingkan perut, mau membantu jika ada uang atau imbalan, hal ini membaut otak selalu panas dan ingin selalu marah-marah. Hal kecil bisa menjadi masalah besar, jangan heran jika kita sering mendengar dan melihat di berita sering terjadi tauran, saling menghancurkan, saling bunuh. Hal ini di cetak dari lingkungan yang buruk dan seakan sudah menjadi tradisi yang harus di jalani. Jangankan orang yang jarang ibadah, yang taat agama juga bisa melakukan tindakan brutal dengan alasan-alasan yang mereka pegang, dan tidak ingin kalah jika beradu argumen.
Saya pribadi merasa kagum dengan lingkungan masyarakat yang penuh tatakrama, sopan santun dan penuh kreativitas. Generasi penerusnya, mulai dari anak kecil dan pemuda mengembangkan kreativitas yang menunjang untuk masa depan mereka, hal ini pasti berakar dari lingkungan yang sudah terbiasa dengan kreativitas, seseorang yang malas akan merasa malu dengan kondisinya dan mulai beranjak untuk ikut serta dalam mengembangkan pribadinya menjadi manusia yang berguna.
Ketika kita hidup dalam bermasyarakat kita tidak akan lepas dari tatapan mata dan omongan orang lain. Mereka mengawasi kita, dan bahkan akan siap menghakimi dengan cara yang sudah ada jika kita menyimpang. Orang lain tidak akan perduli dengan kondisi kita karena mereka akan lebih percaya dengan kenyataan yang mereka lihat, sebagai salah satu contoh kata-kata yang membuat kita merasa marah, kesal dan menurunkan semangat ,
"Udah kerja dimana? sarjana kok nganggur", "Gajinya berapa? Sekolah tinggi-tinggi kok sama dengan yang gak kuliah", "Kapan menikah? Malu sama umur".
Menyebalkan, sungguh menyebalkan. Anggap saja itu orang yang iri, "iri tanda tak mampu". Di samping itu semua pasti ada sisi baik dari orang-orang yang mempunyai kepribadian bagus yang menyejukkan hati ketika kita berada di bawah, sebagai contoh kata-katanya sebagai berikut,
"Sabar, mungkin ada pekerjaan yang lebih baik menunggu", "Hidup ini sudah ada yang mengatur, jadi tidak usah khawatir untuk masa depan, banyak-banyaklah berdo'a"
Enak di dengar telinga bukan? ya pastinya, tatapan sinis sungguh sangat mengganggu kondisi kita yang lama kelamaan akan berefek ke fisik, sering sakit dan berat badan menjadi menurun, keinginan positif kita bisa berubah menjadi negatif, yang tadinya baik menjadi jahat, yang tadinya suka memuji menjadi suka menghujat. Hidup ini unik, banyak karakter yang kita rasakan, jadilah salah satu yang baik dalam lingkungan kita karena lingkungan akan memberikan yang baik juga, belum tentu. Karena belum tentu biarkan anda yang menjadi motivator dan biarkan anda yang perduli dengan lingkungan karena jejak anda Insya Allah akan di ikuti oleh orang-orang yang ada di lingkungan anda.
Jika kondisi lingkungan kita sudah nyaman maka anda akan mendapatkan energi positif setiap kali anda keluar rumah, senyuman ramah dari setiap orang, tegur sapa, dan aktivitas yang positif.
Related Articles :
Lingkungan yang kondusif akan membuat kita merasa nyaman, merasa di lindungi dan selalu di rindukan ketika kita beranjak pergi jauh. Sebaliknya jika lingkungan kita yang keras, membuat penat, selalu rusuh pasti kita ingin cepat pergi dan tidak ingin kembali lagi. Kita tidak bisa mengatur lingkungan kita jika kita tidak mempunyai kedudukan di lingkungan dan kecintaan terhadap lingkungan.
Lepaskan ego untuk mau bekerja sama, mau bergaul dan mau berkomunikasi. Mamang sulit rasanya jika kita berada di lingkungan yang sama-sama mementingkan perut, mau membantu jika ada uang atau imbalan, hal ini membaut otak selalu panas dan ingin selalu marah-marah. Hal kecil bisa menjadi masalah besar, jangan heran jika kita sering mendengar dan melihat di berita sering terjadi tauran, saling menghancurkan, saling bunuh. Hal ini di cetak dari lingkungan yang buruk dan seakan sudah menjadi tradisi yang harus di jalani. Jangankan orang yang jarang ibadah, yang taat agama juga bisa melakukan tindakan brutal dengan alasan-alasan yang mereka pegang, dan tidak ingin kalah jika beradu argumen.
Saya pribadi merasa kagum dengan lingkungan masyarakat yang penuh tatakrama, sopan santun dan penuh kreativitas. Generasi penerusnya, mulai dari anak kecil dan pemuda mengembangkan kreativitas yang menunjang untuk masa depan mereka, hal ini pasti berakar dari lingkungan yang sudah terbiasa dengan kreativitas, seseorang yang malas akan merasa malu dengan kondisinya dan mulai beranjak untuk ikut serta dalam mengembangkan pribadinya menjadi manusia yang berguna.
Ketika kita hidup dalam bermasyarakat kita tidak akan lepas dari tatapan mata dan omongan orang lain. Mereka mengawasi kita, dan bahkan akan siap menghakimi dengan cara yang sudah ada jika kita menyimpang. Orang lain tidak akan perduli dengan kondisi kita karena mereka akan lebih percaya dengan kenyataan yang mereka lihat, sebagai salah satu contoh kata-kata yang membuat kita merasa marah, kesal dan menurunkan semangat ,
"Udah kerja dimana? sarjana kok nganggur", "Gajinya berapa? Sekolah tinggi-tinggi kok sama dengan yang gak kuliah", "Kapan menikah? Malu sama umur".
Menyebalkan, sungguh menyebalkan. Anggap saja itu orang yang iri, "iri tanda tak mampu". Di samping itu semua pasti ada sisi baik dari orang-orang yang mempunyai kepribadian bagus yang menyejukkan hati ketika kita berada di bawah, sebagai contoh kata-katanya sebagai berikut,
"Sabar, mungkin ada pekerjaan yang lebih baik menunggu", "Hidup ini sudah ada yang mengatur, jadi tidak usah khawatir untuk masa depan, banyak-banyaklah berdo'a"
Enak di dengar telinga bukan? ya pastinya, tatapan sinis sungguh sangat mengganggu kondisi kita yang lama kelamaan akan berefek ke fisik, sering sakit dan berat badan menjadi menurun, keinginan positif kita bisa berubah menjadi negatif, yang tadinya baik menjadi jahat, yang tadinya suka memuji menjadi suka menghujat. Hidup ini unik, banyak karakter yang kita rasakan, jadilah salah satu yang baik dalam lingkungan kita karena lingkungan akan memberikan yang baik juga, belum tentu. Karena belum tentu biarkan anda yang menjadi motivator dan biarkan anda yang perduli dengan lingkungan karena jejak anda Insya Allah akan di ikuti oleh orang-orang yang ada di lingkungan anda.
Jika kondisi lingkungan kita sudah nyaman maka anda akan mendapatkan energi positif setiap kali anda keluar rumah, senyuman ramah dari setiap orang, tegur sapa, dan aktivitas yang positif.
0 komentar:
Posting Komentar