"Men lagi ngapaian lo, gimana ada telphon ga?" sms gian.
"Ga ada men, udah 1 minggu nech mungkin nanti jam 2" jawabku.
"Oke men, kabarin kalo ada telphon".
Aku beranjak ke kamar mandi, menyegarkan tubuhku dengan air. Aku menyiram tubuhku dari ujung kepala sampai mengalir ke kaki, sesekali aku bergedek dan berdecak, "Ahh, Apanya yang salah dari interview kemarin" ucapku sendiri.
Aku berfikir keras sampai selesai mandi, mengambil selembar kertas dan pulpen menuliskan pembicaraan dengan HRD satu minggu yang lalu. Aku menganalis setiap bait kata yang aku tulis. Sempurna tidak ada kesalahan, ini yang membuatku penasaran. Akhirnya aku mencarinya di situs google.com dengan mengetikkan kata kunci "lulus interview kerja" dan dalam hitungan detik keluar banyak situs yang membahas kesalahan dalam interview.
Ada dua hal yang aku garis bawahi dan aku catat di kertas, pertama mungkin aku sombong dan ke dua mungkin aku tidak menanyakan tugas serta tantangan terberat apa yang akan aku hadapi nanti. Catatanku akan aku bahas nanti bersama gian dan rio, dengan harapan ada solusi dari masalah interview.
Waktu menunjukkan hampir pukul dua siang, aku berbaring di kasur sambil menikmati tontonan TV, sesekali aku menatap langit-langit kamar dengan fikiran yang tak menentu. Aku mengambil hanphon lalu mengetikkan beberapa kata.
"Men gimana udah ada telphon belum? Sepertinya kita harus membahas interview kemarin, mingkin ada yang salah" sms ku pada gian.
"Belum mungkin nanti malam, Iya kita harus rapat nanti rio juga di ajak" balas gian beberapa saat kemudian.
"Iya, kapan kalian bisanya kalo gue siap kapan saja".
"Sama gue juga kapan saja, tapi rio bilang besok kalo gak ya besoknya lagi".
"Oke, ini gue udah nyari apa saja yang mungkin salah."
Aku melihat jam menuliskan setiap menit yang berlalu, aku membatasi waktu sampai jam setengah tiga sore. 14.15 wib, 14.16 wib, 14.17 wib, 14.18 wib, 14.19wib, 14.20 wib, 14.21 wib, 14.22 wib, 14.23 wib, 14.24 wib, 14.25 wib, telphonku belum juga berdering. Bosan dan aku mulai merasa tidak ada harapan, mungkin lowongan kerja kemarin belum cocok buatku. Dari pada aku semakin kacau aku putuskan untuk pergi ke rumah makan padang untuk mengisi perutku yang belum aku isi dari tadi pagi.
Hari selasa tiba tapi masih belum ada telphon dari perusahaan yang di harapkan, menjelang siang jam satu saat aku sedang online membaca berita tiba-tiba telphonku berdering, aku melihat nomor telphon seperti nomor kantor bukan nomor mobile phone. Aku angkat ternyata dari perusahaan lain yang mengundang untuk interview. Interview lagi, interview lagi seakan tidak ada habisnya, aku menghubungi gian.
"Men bentar lagi lo ada telphone, tunggu aja tadi gue baru di telphon".
"Dari mana men? gue belum ada".
"Sabar nanti juga di hubungi."
Sampai menjelang sore gian belum ada telphon, matahari sudah mulai redup dan menghilang dari pandangan mata. Aku membayangkan rute untuk besok, dan pasti sendirian. Terlintas wajah rio dan aku menghubunginya, siapa tau dia juga ada telphone.
"Men lo ada telphon untuk interview besok?" sms singkatku.
"Tadi ada tapi gak ke angkat, ini nomornya xxxxxx" jawab rio.
"Iya bener, ya udah besok kamu datang saja sama gue jam dua mulai interviewnya".
"Oke bro ..."
Keesokan harinya rio benar-benar datang ke kosan, aku heran dia benar-benar niat padahal dia belum mengangkat telphonnya. Motivasinya besar, acungan jembol buat dia. Jam satu aku berangkat menyusuri jalan mencari alamat yang di tuju, aku tersasar hingga jauh tapi rio masih optimis akan menemukan alamat yang di tuju.
"Men nanya saja alamatnya" aku memperlambat sepeda bermotor untuk bertanya.
"Ga usah, terus saja nanti juga ketemu" jawabnya.
Hujan rintik menghantarku ke tempat tujuan, sekitar jam satu empat puluh lima menit aku sampai. Aku melihat gedung yang tinggi, megah dan luas, terlintas dalam fikiranku jika kerja di sini nanti pasti akan nyaman. Aku berjalan menuju lobi, bertemu satpam mengisi daftar tamu dan KTP di tahan. Mungkin mau membaca identitasku lebih detail lagi, aku menuju ke lantai lima menuju perusahaan yang di tuju.
Tampak ruangan sudah penuh dengan manusia pencari kerja. Terpaksa aku duduk di luar untuk mengisi identitas, setelah aku dan rio masih ada satu cewek yang menyusul datang dan satu cowok dengan baju basah. Ternyata masih ada tiga kursi di dalam ruangan yang masih kosong, akupun pindah ke dalam dan yang masih tertinggal di luar cowok yang kebasahan tadi. Entah bagaimana rasanya dengan baju basah dan ruangan AC yang dingin, pasti bergidig.
Aku menghitung kursi yang ada di ruangan ada dua belas dan jumlah orang yang datang totalnya tiga belas, rio mengambil jatah kursi cowok yang ada di luar tadi. Satu per satu di panggil ke dalam dengan urutan yang datang duluan. Satu orang yang interview di dalam lama sekali, aku sampai tertidur lelap. Saat aku bangun rio tampak resah, bolak balik ke luar.
"Men gue laporan dulu ya, takutnya nanti di dalam ditanya siapa yang ngundang kesini".
"Udahlah ngapain, tanggung bilang saja nanti di telphon tapi gak ke angkat".
"Okelah, tadi juga gue di telphon lagi tapi gak ke angkat maklum gak kedengeran, Hp gue silent".
"Men gue ke kamar mandi dulu" ucapku pada rio.
Aku basahi mukaku yang terlihat kusut karena tertidur, sekalian buang air kecil. Aku kembali ke ruangan yang tampak tinggal lima orang, wah sebentar lagi penantian tiba. Aku menunggu sambil ngobrol dengan sesama pencari kerja agar tidak ngantuk lagi.
"Men lo duluan aja, nanti gue cepet kok di dalem gak akan lama-lama" cuapku pada rio sambil memainkan alis.
"Oke, gue juga gak akan lama memangnya mau pacaran di dalam" beberapa saat kemudian rio masuk untuk interview.
Waktupun berlalu sampai tiba saatnya aku masuk ke dalam, pengalaman kerja aku dan rio sama jadi tidak usah banyak tenaga untuk menjelaskan kembali. Aku dan rio pulang, ada sms dari gian untuk minta di antar besok ke tempat yang sama dia jam sepuluh interview, oke akan aku antar. Gian mendapat jatah hari esok, dan aku akhirnya sampai di kosan.
Keesokan harinya jam 08.00 wib gian datang dengan sepeda motor mionya, rajin sekali dia pagi-pagi sudah datang. Aku mempersilahkan masuk dan kita mengobrol sejenak. Membahas tentang interview kemarin, persiapan gian sekarang interview. Jam 08.30 wib gian menerima kabar bahwa jadwal interview di undur. Jarak rumah gian dari tempat interview memang cukup lumayan jauh. Dengan semangat yang tidak surut keesokan harinya gian datang pagi sebelum yang lain datang karena dia ingin menjadi yang pertama di interview. "Peluang pasti datang berkali-kali tapi kita harus bijak menyikapinya, jangan putus asa karena gagal pada satu kesempatan.
0 komentar:
Posting Komentar